|
|||||||||||||||||||
Aristoteles adalah
guru Iskandar Agung, raja yang berhasil membangun kekaisaran dalam
wilayah yang sangat besar dari Yunani-Mesir sampai ke India-Himalaya.
Dengan itu, Helenisme (Hellas = Yunani) menjadi salah satu faktor
penting bagi perkembangan pemikiran filsafati dan kebudayaan di wilayah
Timur Tengah juga. -- (Catatan kecil saja dari FSP: Maka jangan terkejut
jika pandangan berat-sebelah tentang pria-wanita sangat dominan sampai
kini. Legitimasi filsafati agaknya telah diberikan oleh Arsitoteles atas
praktek yanh umum di dalam masyarakat Timur Tengah, Eropa abad
pertengahan dan dimana saja. Gereja Katolik pun selama berabad-abad
mengikuti pendirian yang sama, sekalipun landasan biblisnya sama sekali
tidak ada. Yesus, sebagaimana tampak dalam Injil, memiliki pandangan
yang sama sekali tidak berat-sebelah tentang gender.) Aristoteles menempatkan filsafat dalam suatu skema yang utuh untuk mempelajari realitas. Studi tentang logika atau pengetahuan tentang penalaran, berperan sebagai organon ("alat") untuk sampai kepada pengetahuan yang lebih mendalam, untuk selanjutnya diolah dalam theoria yang membawa kepada praxis. Aristoteles mengawali, atau sekurang-kurangnya secara tidak langsung mendorong, kelahiran banyak ilmu empiris seperti botani, zoologi, ilmu kedokteran, dan tentu saja fisika. Ada benang merah yang nyata, antara sumbangan pemikiran dalam Physica (yang ditulisnya), dengan Almagest (oleh Ptolemeus), Principia dan Opticks (dari Newton), serta Experiments on Electricity (oleh Franklin), Chemistry (dari Lavoisier), Geology (ditulis oleh Lyell), dan The Origin of Species (hasil pemikiran Darwin). Masing-masing merupakan produk refleksi para pemikir itu dalam situasi dan tradisi yang tersedia dalam zamannya masing-masing. |
---|
|
|||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Sokrates menyumbangkan teknik kebidanan (maieutika tekhne) dalam
berfilsafat. Bertolak dari pengalaman konkrit, melalui dialog seseorang
diajak Sokrates (sebagai sang bidan) untuk "melahirkan" pengetahuan akan
kebenaran yang dikandung dalam batin orang itu. Dengan demikian
Sokrates meletakkan dasar bagi pendekatan deduktif. -- Pemikiran
Sokrates dibukukan oleh Plato, muridnya. Hidup pada masa yang sama dengan mereka yang menamakan diri sebagai "sophis" ("yang bijaksana dan berapengetahuan"), Sokrates lebih berminat pada masalah manusia dan tempatnya dalam masyarakat, dan bukan pada kekuatan-kekuatan yang ada dibalik alam raya ini (para dewa-dewi mitologi Yunani). Seperti diungkapkan oleh Cicero kemudian, Sokrates "menurunkan filsafat dari langit, mengantarkannya ke kota-kota, memperkenalkannya ke rumah-rumah". Karena itu dia didakwa "memperkenalkan dewa-dewi baru, dan merusak kaum muda" dan dibawa ke pengadilan kota Athena. Dengan mayoritas tipis, juri 500 orang menyatakan ia bersalah. Ia sesungguhnya dapat menyelamatkan nyawanya dengan meninggalkan kota Athena, namun setia pada hati nuraninya ia memilih meminum racun cemara di hadapan banyak orang untuk mengakhiri hidupnya. |
|||||||||||||||||||
Tidak ada komentar:
Posting Komentar